Istilah khilafah…Imam atau Amirul Mu’minin mempunyai makna yang sama, yang ditujukan kepada kepemimpinan tertinggi di dalam tubuh umat Islam. Sebagaimana dapat disimpulkan dari pendapat Abul Hasan al Mawardi, Ibnu Hazm maupun At Taftazani dll. Kesimpulan mereka dilandasi oleh isyarat atau nash-nash qoth’iy firman-firman Allah maupun sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
“Hai orang-orang yang beriman, tha’atlah kepada Allah dan tha’atlah kepada Rasul-(Nya) dan Ulil Amri diantara kamu…” (S. An-Nisa : 59).
Tugas Khalifah
Sebagai pemimpin umat, tugas seorang Khalifah adalah membimbing umat beribadah, mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah untuk mencapai ridha Allah. Jadi dimensi kepemimpinan seorang Khalifah adalah dunia dan akhirat. Begitu beratnya tugas seorang Khalifah sehingga Rasulullah mengingatkan kepada Abu Dzar, agar jangan meminta amanah menjadi Umaro, karena berat tanggungannya disisi Allah. Yang membayang di mata seorang Khalifah adalah ancaman api neraka, bukan bayangan status sosial ataupun kekayaan dunia. Disinilah hakekat kepemimpinan dalam Islam. Seorang Khalifah bukan figur mulkan/raja yang umumnya bersikap otoriter, bukan pula seorang presiden yang memerintah berdasarkan undang-undang buatan parlemen/manusia. Khalifah memimpin umat untuk mengamalkan wahyu Allah : Yahduuna bi amrina, membangun kebajikan/kemaslahatan umat, menegakkan shalat, mengelola zakat dan amal-amal shalih lainnya.
Kerugian hidup tanpa Khilafah
Ada 15 hal yang hilang dalam umat Islam akibat mereka berhenti berhukum dengan Syari’at Islam. Kehilangan akibat ketiadaan Khilafah
itu adalah :
1. Keridhaan Allah swt. Keridhaan Allah SWT dapat dicapai dengan mengikuti seluruh hukum dan aturan-Nya dengan penuh ketaatan sebagaimana dipraktekan oleh Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain menegakkan kepemimpinan yang merujuk pada syari’at baik urusan di dalam maupun luar negeri pada setiap aspek kehidupan.
2. Hilangnya kepemimpinan umat dimana bai’at kepadanya merupakan suatu yang amat vital bagi setiap muslim. Rasulullah saw bersabda, “barang siapa yang mati sedangkan di pundaknya tidak ada bai’at maka matinya jahiliyah”. Betapa berdosanya kaum Muslim sejak runtuhnya Khilafah Ustmani tahun 1924 yang merupakan Khilafah terakhir.
3. Hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan yang menyebabkan ketakutan.
4. Hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan kepedulian yang lahir dari kepribadian Islam.
5. Hilangnya kekuatan dan jihad yang disebabkan kelemahan dan kekalahan.
6. Hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan.
7. Hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah.
8. Hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan.
9. Hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan umat akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur.
10. Hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan.
11. Hilangnya keimanan dan keikhlasan yang disebabkan pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah.
12. Hilangnya sikap motal yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela.
13. Hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir dan yang lainnya, yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi dan pendeportasian.
14. Hilangnya tempat suci dan akibatnya adalah kaum Muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsha selama 50 tahun sampai saat ini. Sebenarnya juga disesalkan bahwa dua Masjid lainnya pun yaitu Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Nabawi tidak didalam kondisi yang diinginkan.
15. Hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum Muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS tengah bekerja keras menciptakan bagian ke-57 di Palestina, dan ke-58 di gurun Afrika Barat dan ke-59 di Timor Timur.
“Hai orang-orang yang beriman, tha’atlah kepada Allah dan tha’atlah kepada Rasul-(Nya) dan Ulil Amri diantara kamu…” (S. An-Nisa : 59).
Tugas Khalifah
Sebagai pemimpin umat, tugas seorang Khalifah adalah membimbing umat beribadah, mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah untuk mencapai ridha Allah. Jadi dimensi kepemimpinan seorang Khalifah adalah dunia dan akhirat. Begitu beratnya tugas seorang Khalifah sehingga Rasulullah mengingatkan kepada Abu Dzar, agar jangan meminta amanah menjadi Umaro, karena berat tanggungannya disisi Allah. Yang membayang di mata seorang Khalifah adalah ancaman api neraka, bukan bayangan status sosial ataupun kekayaan dunia. Disinilah hakekat kepemimpinan dalam Islam. Seorang Khalifah bukan figur mulkan/raja yang umumnya bersikap otoriter, bukan pula seorang presiden yang memerintah berdasarkan undang-undang buatan parlemen/manusia. Khalifah memimpin umat untuk mengamalkan wahyu Allah : Yahduuna bi amrina, membangun kebajikan/kemaslahatan umat, menegakkan shalat, mengelola zakat dan amal-amal shalih lainnya.
Kerugian hidup tanpa Khilafah
Ada 15 hal yang hilang dalam umat Islam akibat mereka berhenti berhukum dengan Syari’at Islam. Kehilangan akibat ketiadaan Khilafah
itu adalah :
1. Keridhaan Allah swt. Keridhaan Allah SWT dapat dicapai dengan mengikuti seluruh hukum dan aturan-Nya dengan penuh ketaatan sebagaimana dipraktekan oleh Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain menegakkan kepemimpinan yang merujuk pada syari’at baik urusan di dalam maupun luar negeri pada setiap aspek kehidupan.
2. Hilangnya kepemimpinan umat dimana bai’at kepadanya merupakan suatu yang amat vital bagi setiap muslim. Rasulullah saw bersabda, “barang siapa yang mati sedangkan di pundaknya tidak ada bai’at maka matinya jahiliyah”. Betapa berdosanya kaum Muslim sejak runtuhnya Khilafah Ustmani tahun 1924 yang merupakan Khilafah terakhir.
3. Hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan yang menyebabkan ketakutan.
4. Hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan kepedulian yang lahir dari kepribadian Islam.
5. Hilangnya kekuatan dan jihad yang disebabkan kelemahan dan kekalahan.
6. Hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan.
7. Hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah.
8. Hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan.
9. Hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan umat akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur.
10. Hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan.
11. Hilangnya keimanan dan keikhlasan yang disebabkan pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah.
12. Hilangnya sikap motal yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela.
13. Hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir dan yang lainnya, yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi dan pendeportasian.
14. Hilangnya tempat suci dan akibatnya adalah kaum Muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsha selama 50 tahun sampai saat ini. Sebenarnya juga disesalkan bahwa dua Masjid lainnya pun yaitu Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Nabawi tidak didalam kondisi yang diinginkan.
15. Hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum Muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS tengah bekerja keras menciptakan bagian ke-57 di Palestina, dan ke-58 di gurun Afrika Barat dan ke-59 di Timor Timur.
0 comments:
Posting Komentar