- Tradisi & Ritual yang Dikenal Masyarakat
- Praktik-Praktik Perdukunan
- Program Acara ‘Si Tabung Ajaib’ (TV)
- Majalah & Buku
- SMS & Selebaran
- Pejabat: Jual Agama Demi Istana
Tradisi & Ritual yang Dikenal Masyarakat
Indonesia, dikenal dunia dengan kebudayaannya yang beranekaragam. Dari mulai tradisi daerah, rupa-rupa kuliner hingga upacara-upacara adat menghiasi kehidupan masyarakat Indonesia yang ‘tersohor’ mayoritas muslim. Namun ironisnya, jika dikritisi dan ditakar dengan timbangan Islam, maka akan kita dapati beragam tradisi, keyakinan atau kebiasaan masyarakat di negeri ini yang bertentangan dengan akidah dan syari’at Islam. Penulis catat sejumlah tradisi yang patut dikritisi sebagai berikut
:
- Tradisi berupa upacara menjelang panen yang dilakoni masyarakat petani pedesaan (umumnya diistilahkan ritual sedekah bumi), ada yang meyakini tradisi ini dipersembahkan kepada Dewi Sri (Dewi Padi kesuburan). Ada juga ritual arak bumi suku using di Banyuwangi, Jawa Timur. Yakni ritual tahunan mengarak hasil bumi, yang diyakini masyarakat akan mendatangkan bencana jika tak dilakukan.
- Ritual tahunan Tari Seblang setiap Syawal di Banyuwangi, Jawa Timur. Ritual warisan nenek moyang ini merupakan ritual menari selama 7 hari yang dilakoni seorang gadis pilihan roh halus mbah ‘A’. Lebih ironisnya, dalam ritual ini ada pembagian kembang dermo kepada orang-orang yang menyaksikan ritual ditebus mahar uang yang diyakini masyarakat bisa menyembuhkan segala macam penyakit (Fokus Pagi Indosiar, 16/09/2010).
- Ritual Pitu Ketujuh tahunan di bulan Syawal di Banyuwangi, berupa gamelan koteka untuk penataan pitutur dan melaksanakan ajaran nenek moyang. Ritual ini dihiasi pembagian ketupat berisi koin kepada masyarakat yang diyakini mendatangkan rizki (Fokus Pagi Indosiar, 18/09/2010).
- Ritual Lomban setiap bulan Syawal di Pantai Selatan yakni ritual mandi bersama disertai ‘aksi’ melautkan pakaian yang diyakini bisa membuang kesialan (Fokus Pagi Indosiar, 16/09/2010).
Ritual ‘Bersih Desa’ atau Tawur Dukutan di Karanganyar, Jawa Tengah. Ritual yang diselenggarakan pada waktu dukut setiap 7 bulan (dalam kalender Jawa) ini diyakini mendatangkan keberkahan, menyucikan diri (Discovery Indonesia – Metro TV Sore, 16/09/2010).
- Ritual tahunan di Ponorogo berupa larung sesaji di malam 1 Syura’, dimodifikasi Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk menarik wisatawan dengan menyelenggarakan Larung Risalah di pagi hari tanggal 1 Syura’.[1] Tradisi larung sesaji -diantaranya kepala kerbau dilautkan sebagai persembahan- memang akrab bagi sejumlah masyarakat pantai di Indonesia. Misalnya Nglarung (membuang kesialan) ke laut yang dilakukan di Pantai Selatan Jawa kepada sosok makhluk yang diklaim Nyi Roro Kidul.
- Ritual pesugihan di Pantai Parangtritis, yang terkenal di Goa Langse. Pelaku ritual mempertaruhkan nyawa untuk sampai di tempat ini, karena rute perjalanan yang tidak mudah.
- Ritual hajat siring (buang sial) di Desa Suriang-Sumedang yang merupakan warisan nenek moyang, ritual ini berusia ratusan tahun dari kerajaan Larang di Sumedang. Ritual ini digelar untuk membuang sial, agar terlindung dari bencana dan penyakit. Ritual dimulai pada saat matahari terbit, warga berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur dengan sesepuh desa dengan tujuan meminta izin kepada arwah leluhur, menyembelih ayam, dan menanam bambu kuning di empat penjuru kantor desa sebagai simbol penjagaan arwah leluhur. Acara puncak diselenggarakan di alun-alun desa, warga hadir dengan membawa barang-barang bekas dan boneka sawah sebagai simbol membuang sial dan mengusir bencana. ritual tumpeng kerajaan larang sumedang, warisan leluhur (Redaksi Pagi Trans 7, 20/09/2010).
- Keyakinan khurafat sebagian masyarakat terhadap fenomena keunikan benda, pohon atau hewan. Misalnya batu bertuah dukun cilik dikait-kaitkan dengan keyakinan pemberian gaib, karuhun atau yang semisalnya.
Ritual kungkum dengan beragam tujuan, diantaranya sebagai ritual sihir pelet.
- Ritual menyepi dan semedi yang sudah kentara di masyarakat sebagai jalan memburu ilmu-ilmu perdukunan (sihir, ilmu sihir kesaktian, dan lain-lain).
- Ritual-ritual puasa bid’ah yang sudah dikenal masyarakat, sebutlah puasa mutih, pati geni, dan yang semisalnya.
- Keyakinan tahayul dan khurafat di Pelabuhan Ratu. Diantaranya keyakinan batil seputar sosok Nyi Loro Kidul, pengagungan terhadap Nyi Loro Kidul diantaranya penyediaan fasilitas kamar khusus di hotel.
Tradisi sejumlah kraton-kraton di Jawa (Indonesia), khususnya pada malam 1 syura’; di Kraton Jogjakarta di kenal tradisi Mubeng Beteng Kraton sambil mbisu (paheman). Sedangkan di Kraton Solo di kenal tradisi keliling beteng sambil mengarak pusaka dan kerbau bule yang dinamai ‘Kyai Slamet’. Sebelumnya, pusaka di basuh dalam ritual jamasan dan Kyai Slamet dimandikan. Tak sedikit warga berebut air basuhan itu, karena diyakini mengandung keberkahan dan ber-tabarruk[2] dengannya. Yang lebih mengherankan kotoran kerbau ini pun diyakini bertuah sehingga dimanfaatkan segelintir warga untuk obat (dimakan), lulur, bedak kecantikan.
- Ritual pesugihan yang menuntut wadal sembelihan binatang atau tumbal manusia. Binatang yang diminta biasanya ayam cemanik (ayam hitam), kambing, sapi atau kerbau dengan syarat tertentu. Kepala binatang di tanam di pondasi gedung, rumah atau jembatan, sesuai permintaan si jin.
- Tradisi kuda lumping yang mempertontonkan aksi atraksi menggunakan khadam (jin), atau tradisi arak-arakan kuda kosong pada karnaval 17 Agustus di Cianjur, khurafat yang beredar di masyarakat bahwa kuda tersebut ditunggangi arwah tokoh Cianjur (tradisi ini sudah dihapuskan beberapa tahun silam).
- Aliran kebatinan kejawen yang menjerumuskan sebagian masyarakat ke dalam praktik beragama sinkretistik, mencampurbaurkan Islam dengan tradisi Animisme-Dinamisme (syirkiyyah).
- Ritual pesugihan yang menyuburkan perzinaan. Misalnya ritual pesugihan di Gunung Kemukus, Sragen – Jawa Tengah. Banyak orang bertandang ke tempat ini untuk melakoni ritual ngalap berkah, dengan membawa syarat-syarat tertentu diantaranya harus membawa bunga; kemenyan dan berziarah ke makam Pangeran Samudra. Selain persyaratan-persyaratan khusus, ritual ngalap berkah ini pun dilengkapi ritual tirakatan, slametan dan berhubungan seks. Hubungan seks diyakini menjadi keharusan untuk mendapat berkah dan dapat mempercepat terkabulnya hajat. Para peziarah berpendapat, hubungan seks harus dilakukan sebanyak tujuh kali secara terus-menerus dengan pasangan tetap yang bukan pasangan resminya (zina). Hubungan seks biasanya dilakoni di tempat-tempat terbuka, seperti di bawah pohon, di pinggir waduk kedung ombo dibalik kegelapan malam. Bagi peziarah yang tidak membawa pasangan, mereka dapat mencari teman tidur (wanita pelacur) yang sudah tersedia menjajakan dirinya. Ironisnya, ritual keji ini sudah dimaklumi menjadi tradisi dan mendapat dukungan petugas keamanan yang melindungi para peziarah agar selamat dari gangguan yang dapat menghambat prosesi ritual mereka. Pelaksanaan ritual pada hari-hari tertentu diyakini membawa berkah tersendiri, misalnya pada malam Jum’at Pon dan malam satu Syura’.
Praktik-Praktik Perdukunan
Di abad yang diklaim Demokratis saat ini, publik Indonesia sempat digegerkan sejumlah kasus pembunuhan dan kanibalisme mayat bermotif penyempurnaan tirakat ilmu hitam (ilmu sihir). Contoh kasus:
- Kasus Sumanto dengan kanibalismenya yang cukup menghebohkan rakyat Indonesia.
- Kanibalisme Bayi. Di Kalimantan Tengah pernah terjadi kanibalisme bayi bernama Arifin. Temuan penyidik, sang terdakwa, Salihan (petani 29 thn) mengaku memakan kaki mayat bayi itu untuk ritual ilmu kesaktian agar selalu menang dalam judi sabung ayam (Sergap RCTI & Reportase Trans TV (19-20/02)).[3]
- Kasus dukun di Deli Serdang (Sumatera Utara), yang dihukum mati karena terbukti di Pengadilan membunuh 42 wanita semenjak tahun 1997 lalu.
- Kasus dukun Y di Solo (Jawa Tengah) yang terjerat kasus pembunuhan. Ia membunuh 7 orang ‘pasiennya’. Di antaranya seorang Kopasus (Liputan 6 Siang SCTV (Berita 24 Agustus 2010)).
- Beberapa kasus lainnya pun terungkap di bulan Agustus 2010.
- Para dukun atau paranormal bebas menjual jasa di tabloid/majalah mistik semisal POSMO dan Misteri. Dan bahkan di koran harian[4], sebagai contoh:
Certivicate 7 Mentri Kabinet Indonesia Bersatu
- Beragam produk Gendam (sihir hipnotis-pen.): Gendam Asmaradhana, Gendam Pedhot Sih, Gendam Pulung Jagad.
- Susuk Rama Shinta: emas, berlian, buka aura atau kharisma.
- Gemblengan Sapu Jagad: benteng diri, diliputi energi kesehatan (jin–pen.), keberuntungan, keselamatan lahir batin, hipnotis, kebal tebas-tusuk-bacok-bara-rampok, dan lain sebagainya.
- Bai’at Ilmu Hikmah, Ketabiban dan Paranormal
- Pengobatan Ruqyah Medis/Non Medis (ini bukti tak selamanya mereka yang mengaku terapis ruqyah benar-benar syar’iyyah, maka lihatlah praktiknya! –pen.)
- Mengunci Alat Vital agar Tak Ereksi, Peluh, Mati (ma’af hanya untuk efek jera)
- Ki Cokro pun memfasilitasi pelatihan tenaga dalam dan pencak silat NU Pagar Nusa.
- Pelet Patuk Bawang: bikin suami tidak dapat bangun apabila berhubungan dengan wanita lain, bikin istri frigid apabila berhubungan dengan pria lain, mengunci pasangan agar tak kelain hati, dll.
- Sedia pegangan untuk kepangkatan dan kederajatan.
Paranormal Kondang dari Suku Using, Banyuwangi.
- Berlian Mustika Pemikat + Pengeretan: sangat ampuh memelet lawan jenis/sejenis (homo/lesbi-pen.), siapapun yang dituju akan tunduk, takluk & tergila-gila, apa yang diminta pasti dituruti, 100% aman, tak mempersulit kematian, cocok untuk wanita malam, gigolo (lelaki penjaja seks), karyawan, sales, artis, pengusaha dan pejabat.
- Juga melayani: susuk kantil pengeretan, pelet super ampuh, susuk vagina, santet kelamin, jimat judi/mancing, pelaris usaha, mengobati penyakit kronis.
- Teknologi yang bebas tanpa kontrol penguasa, memfasilitasi promosi produk perdukunan semisal sihir santet, sihir pelet, sihir susuk, transfer energi (khadam jin), pesugihan, rajah kekebalan, jimat-jimat syirik (kain kafan, keris), isim atau wifiq bertuliskan arab yang memuat nama-nama aneh (nama-nama jin), praktik melipatgandakan uang, debus, ilmu jeblag, silat yang diisi khadam (jin), jenglot yang diyakini memiliki kekuatan magis, dan lain sebagainya. Sehingga, perdukunan dengan beragam wajahnya tak sulit diakses masyarakat. Bahkan mungkin ada di sekeliling kita.
- Beragam bentuk jimat perdukunan, tak sulit untuk dijumpai karena sudah dikomersilkan di pasar layaknya barang dagangan. Sedangkan, barang jual-beli itu berkembang karena adanya permintaan. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia (terutama masyarakat pedalaman yang jauh dari Islam), masih percaya dengan benda-benda syirkiyyah itu.
- Ilmu kesaktian yang menggunakan khadam, sudah merambah ke sekolah-sekolah umum dan mulai eksis dalam bentuk ekstrakurikuler. Bisa kita pahami fakta ekskul-ekskul beladiri, bedakan antara yang murni olah fisik dengan beladiri yang mengandung kesamaran (ada unsur gaib). Ironisnya, pihak Departemen Pendidikan, pihak sekolah yang bertanggungjawab mengawasi pendidikan siswa pun tak memahami fenomena ini.
- Kini amalan-amalan perdukunan, sudah dikemas sedemikian rupa, sebagian berkilau ‘Islami’ bagai permata, sehingga muncul istilah ilmu putih. Kyai dukun ilmu hitam berpenampilan seram; pakaian serba hitam, jorok, kumis dan jenggot bergelayutan, anti ibadah, mengucapkan mantra-mantra aneh, bersebrangan dengan kyai dukun ilmu putih yang berpenampilan Islami, mengenakan gamis putih lengkap dengan sorban dan peci, terlihat rajin shalat, sebagian ucapannya adalah zikir atau bacaan al-Qur’ân. Padahal, jika dilihat praktik keduanya secara utuh, dukun ilmu hitam atau yang diklaim ilmu putih, sama-sama dukun yang mempraktikkan ilmu sihir, menggunakan khadam (syaithân), termasuk perbuatan yang dikatakan Rasulullah ‘amal al-syaithân. Terlepas pelaku ‘ilmu putih’ ini menyadarinya atau tidak, atau mengklaim ilmu yang ia miliki itu ialah karamah wali. Padahal, ciri-ciri karamah yang membedakannya dengan sihir istidrâj[5], tidak ada pada mereka.
- Para dukun dan paranormal, kian kreatif membungkus produk-produk perdukunannya dengan nama-nama menarik –layaknya brand produk-, misalnya susuk kantil sekar kedaton ala Jeng Wita, gendam pemikat sukma ala Ki Puthut Rawabinong, gemblengan sapujagad ala Ki Cokro Santri Tunggal, dan lain sebagainya.
- Para dukun dan paranormal bebas menyelenggarakan acara besar-besaran yang mempromosikan jasa mereka.
PAMERAN BESAR WIRA BUDAYA & SUPRANATURAL INA
Pekan Wira Budaya yang digelar di TMII sejak 24 Oktober hingga 10 November 2009 menampilkan 50 penyembuh alternatif dan paranormal dari berbagai aliran. Puluhan penyembuh alternatif dari seluruh Nusantara yang tergabung dalam Forum Komunikasi Paranormal & Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI) itu, dibanjiri warga yang ingin berobat (harian Pos Kota no. 15398, edisi Sabtu, 31 Oktober 2009).
Tercatat di antara paranormal (‘arrâf) yang beraksi adalah Ki Puthut Rawabinong pemilik gendam pemikat sukma, yang diklaim akan berefek seketika apabila dipakai untuk asmara. Jeng Wita dengan susuk kantil sekar kedaton yang diklaim solusi jitu untuk mengatasi semua problem kehidupan (pelet, pelengketan, rizki, masalah cinta, jodoh, rumah tangga, karir, usaha, jabatan, daya tarik, kecantikan/ketampanan).
Temuan penulis di lapangan, di antara para dukun dan paranormal ini, ada yang betul-betul menggunakan khadam (sihir), ada pula penipu yang memeras uang korban. Lebih ironis lagi, para dukun dan paranormal, bisa bebas membentuk perkumpulan, bahkan bebas menyelenggarakan acara promosi besar-besaran yang sudah barangtentu memperoleh izin dari Pemda setempat.
Sebagian kasus perdukunan lainnya yang penulis rekam diantaranya:
- Seorang pemuda Sukabumi, belajar ilmu jeblag (ilmu kontak) yang diklaim sang guru sebagai ilmu malaikat, tapi menggunakan khadam dan jimat berupa kain kafan (jimat syirkiyyah). Sang guru memerintahkan para muridnya shalat, tapi ia sendiri tak melaksanakan shalat dan mengklaim melaksanakan shalat haqiqiy, seakan mencapai maqam hakikat.
- Seorang pemuda Cianjur dirajah bagian punggungnya di sebuah pedepokan di Sukabumi, sehingga kebal dan berani menjadi preman terminal. Akibatnya, pemuda ini mendapat banyak gangguan syaithaniyyah.
- Seorang pemuda belajar ilmu kesaktian (ilmu sihir), hanya dengan ‘transfer energi’ (baca: khadam jin), pemuda ini bisa berbagai macam jurus silat, asalkan berdo’a pada Allâh (atau baca dzikrullâh), terus marah (emosi), maka akan keluar jurus-jurus silat (dikendalikan khadam).
- Tak jarang muncul ungkapan yang akrab di telinga orang sunda, “ilmu teu kataekan” (ilmu terlalu tinggi, tak tercapai), membuat santri atau seseorang jadi stress, gila. Menurut ulama, hal itu akibat ritual-ritual pemanggilan jin yang dilakoni si pelaku. Artinya, jelas, ilmu yang dimaksud adalah ilmu sihir.
- Sebuah padepokan silat di kota Sukabumi, mengajarkan ilmu-ilmu kesaktian. Di padepokan ini terdapat praktik-praktik ‘menyambat’ (menghadirkan jin), sehingga dikenal hadirnya ‘pa macan’.
- Sebuah keluarga di Tangerang, meminta bantuan dua orang terapis untuk mengusir jin yang mengganggu di rumah. Ritual mereka dengan menghadirkan jin melalui mediator dan berdialog (ini sandiwara), dan menggunakan apel jin untuk mengusir si jin, total uang yang harus dibayarkan korban kisaran Rp. 10 juta. Ironisnya, masalah yang menimpa keluarga ini (diganggu jin) tidak tuntas.
- Seorang perempuan, paramedis di sebuah Rumah Sakit di Tangerang, mengaku divonis seorang paranormal perempuan, bahwa dalam tubuhnya ada kain kafan yang melilit jantung, jika tak dikeluarkan akan meninggal 9 bulan kemudian (ini penipuan). Diprogramkan 9 kali terapi, terapi yang pertama, menguras uang sebagai mahar seharga Rp. 10 juta,
- Ada banyak kasus pelajar atau mahasiswa yang pernah belajar ilmu-ilmu sihir yang dikemas dalam bentuk modern; ilmu Reiki, dan yang semisalnya. Beberapa perguruan silat yang memakai khadam (sihir) pun sudah merambah dunia sekolah, masuk sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sejumlah SMA/sederajat. Sayangnya, pihak sekolah sendiri tidak paham. Sebagian ilmu sihir tersebut disamarkan dengan istilah transfer energi, membuka cakra, khadam malaikat, dan lain-lainnya.
- Keyakinan mistik terhadap uang Soekarno dan uang koin PL 100 rupiah. Sehingga muncul praktik penggandaan uang. Sebagian di antara dukun ini tertangkap basah sebagai penipu.
- Ada keluarga di Cianjur yang bermaksud mengobati penyakit santet, diobati dengan darah kambing sembelihan yang dipercikkan di sudut-sudut tempat, sembari menanam jimat.
- Seorang bapak di Sukabumi yang diganggu jin, mengaku pernah dirajah ‘ustadz’ dengan darah ayam hitam (sembelihan) di bagian punggungnya. Ayam ini merupakan pesanan ‘ustadz’ tersebut sebagai terapi pengobatan.
- Pemuda usia kepala 2 datang kepada penulis untuk diruqyah, mengaku beberapa kali melakoni ritual liwath (homoseksual) dengan gurunya, guru di sebuah padepokan ilmu kesaktian. Ia mengaku ditakut-takuti sang guru akan menjadi ‘banci’ jika tak bersedia melakukan ritual liwath dengan sang guru. Ritual ini, diklaim sang guru akan mendatangkan khadam banci yang menjaga si pemuda agar tak jadi banci.
- Seorang pemuda di Sumedang berkonsultasi kepada penulis tentang pengobatan seorang thabîb yang meminta ketan hitam, telur, ayam cemani (ayam hitam), dan lain-lain. Apakah kita masih ragu memandang praktik ini adalah praktik dukun?
Program Acara ‘Si Tabung Ajaib’ (TV)
- Jika dicermati, film-film horor Indonesia pantas dinilai sebagai film yang membesar-besarkan dunia jin, syaithân’. Terbukti ada dua hal yang kentara:
Kedua, sisi mistis: menyesatkan akidah; digambarkan bahwa jin itu hebat, jin takut bawang putih dan jimat dukun, jin yang menyerupakan wujud manusia tembus pandang dan tak bisa disentuh, jin tahu masalah gaib[6], arwah ‘penasaran’ bisa bergentayangan, dan gambaran menyesatkan lainnya.
Ironisnya, salah satu produsen film Indonesia, Maxima, dalam waktu 4 tahun sudah memproduksi 20 film horor berbumbu seks. Pengakuan sang produser saat diwawancarai oleh insan media, mengaku pragmatis bahwa film-film horor seperti ini takkan laku tanpa seks (jadi harus memakai bumbu seks supaya laris–pen.).
Paranormal Ki Joko Bodo (Kiri)
Di Indonesia tercatat sederet nama paranormal ’kesohor’ yang diangkat media massa, salah satunya dengan program REG__. Diantaranya, Ki Joko Bodo, Ki Kusumo, Mama Lauren (sudah meninggal), Mama Rose (mengklaim dirinya ahli perjodohan), ahli Feng Sui, dan lain-lain. Hal itu kian menguatkan bukti Ideologi (mabda’) yang menjadi pilar media massa secara umum, yaitu ideologi ghayr al-Islâm (bukan ideologi Islam). Program-program REG tersebut, diantaranya ialah ramalan atas perkara ghayb (jodoh, rizki, dan yang semisalnya). Dan mempromosikan paranormal (’arrâf) atau dukun (kâhin).
- Film kartun Aladin, yang secara terang-terangan menggambarkan persekutuan antara manusia dan jin. Meskipun berlatar baghdad (Iraq) sehingga tampak islami, kenyataannya film yang digemari anak-anak ini bertentangan dengan Islam. Dan ironisnya, acara seperti ini bisa bebas disuguhkan ke tengah-tengah kaum muslimin.
- Reality Show stasiun-stasiun TV swasta: acara Uka-Uka, Pemburu Hantu, Percaya Nggak Percaya, Dunia Lain, Masih Dunia Lain, Uji Nyali, 2 Dunia, Scary Job, Horor dan yang semisalnya. Sangat rawan menyesatkan akidah umat, tak mendidik umat untuk mengimani yang gaib sesuai syari’at.
- Acara The Master dan yang serupa dengannya, mengaburkan antara praktik sihir dan permainan trik kecepatan tangan[7].
- Acara Duel Mahakarya yang menampilkan para pesulap dengan beragam ‘talentanya’, dari Indonesia tampil Linbad dengan atraksi seperti debusnya, Dedy Corbuzier, Tomi Raphael, Joe Sandi di‘duel’kan dengan para pesulap dari Mancanegara dengan atraksi-atraksi ‘debus’nya. Acara ini ditutup dengan atraksi kuda lumping yang penuh dengan ritual mistik (beragam sesaji dan pembakaran dupa); menyambat jin sehingga kerasukan, atraksi ‘debus’ dan tari topeng reog yang berukuran besar.
Majalah & Buku
- Tabloid atau majalah yang mempromosikan dunia mistik, klenik dan perdukunan di Indonesia, diantaranya Tabloid POSMO dan majalah MISTERI yang dipenuhi cerita khurafat, tahayul. Diantaranya terdapat rubrik yang mempromosikan para dukun dan paranormal lengkap dengan produk perdukunannya.
- Rubrik astrologi; zodiak yang berisi ramalan bintang (tanzim, ilmu ta’tsir). Rubrik bermasalah ini, hampir merata mengisi majalah-majalah remaja secara massal.
- Kitab Hiwâr al-Shahâfy ma’a Jin al-Muslim (Terjemahan Indonesia berjudul Dialog dengan Jin Muslim), memuat dialog ganjil antara wartawan timur tengah (M Isa Dawud) dan sosok jin yang mengaku jin muslim. Penulis buku ini (wartawan) menjadikan perkataan jin sebagai rujukan, padahal perbuatan itu tak dibenarkan syari’at Islam. Di sisi lain, untuk mengetahui ke-Islaman seorang manusia saja tak mudah, terlebih jin yang merupakan salah satu makhluk gaib. Penulis kaji di lapangan, sebagian ajaran baru si jin ini –yang tampaknya Islami- menyebar di Internet –dalam pembahasan tentang ruqyah-, ini adalah bencana ketidakpahaman terhadap syari’at Islam yang menjangkiti sebagian terapis.
- Kitab-kitab pedoman ilmu sihir: Syams al-Ma’ârif, Syumusul Anwar, Mamba’u Ushûl al-Hikmah, Mujarrabat (Arab), Primbon (Jawa) dan Fengshui (Cina).[8]
SMS & Selebaran
- Sms dan selebaran kertas dipenuhi khurafat yang kontennya diklaim informasi dari penjaga makam Rasûlullâh r. Diceritakan penjaga makam ini bermimpi bertemu dengan Rasûlullâh r yang menyampaikan pesan ‘kebaikan’. Pesan ini harus disebarkan kepada orang lain dengan jumlah tertentu, biasanya 20 orang. Di antara khurafatnya, terdapat ancaman mendapat bencana jika tak disebarkan, dan sebaliknya janji memperoleh keberuntungan bagi yang menyebarkan.[9]
Pejabat: Jual Agama Demi Istana[10]
Menelusuri jejak para calon presiden dan wapres, memang tak bisa lepas dari dunia mistik. Paranormal Permadi mengungkapkan, praktik ‘supranatural’ dan klenik di pemerintahan sangat lazim dilakoni. “Mulai dari lurah sampai Presiden pakai paranormal. Namun, ada juga yang malu-malu menyatakannya.” Artinya, di alam Demokrasi apapun bisa dijual. Tak terkecuali agama, bisa dipolitisasi untuk tujuan dunia yang rendah. Demi kekuasaan atau jabatan, agama bisa dipertaruhkan. Terbukti tak sedikit para pemburu kekuasaan dan pendukungnya melakoni perilaku-perilaku miring (ritual-ritual syirkiyyah), mencari kekuatan selain dari Allâh, terekam ketika ramai pemilu Capres-Cawapres 2009.
23 Mei 2009, sehari menjelang deklarasi pasangan Mega-Prabowo (PDI P-Gerindra), panitia melakoni ritual sedekah bumi dengan menyembelih 3 ekor kerbau bule dan menanam kepalanya di areal deklarasi pasangan di areal TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi-Jawa Barat. Tak hanya itu, panitia pun menyembelih beberapa ekor kambing. Ketua penyelenggara deklarasi Mega-Pro, Mochtar Mohamad mengatakan ritual ini dilakukan dengan harapan Indonesia dijauhkan dari bencana, dan Mega-Prabowo diberi jalan lapang memimpin negara. Walikota Bekasi ini juga berharap dengan ritual tersebut, acara bisa sukses.
Megawati pun tak ketinggalan. Ketika para peserta Rakernas II PDIP mempertanyakan kesiapannya di usung sebagai Capres, Mega menunda dengan mengatakan bahwa ia akan mencari ‘wangsit’ terlebih dahulu dari bapaknya, Soekarno. “Tunggu sajalah. Suatu saat saya akan menjawabnya. Saya mau tanya dulu ke pemimpin besar saya, yakni Bung Karno.”[11](detik.com, 9/9/2007)
Bahkan pertemuannya dengan Prabowo pun dilaksanakan di Istana Batu Tulis, Bogor. Kabarnya Mega pun memakai kamar Soekarno di Istana tersebut. Ketika memerintah dulu, menterinya meyakini adanya kandungan emas di dekat istana berdasarkan terawangan paranormal. Berdasarkan informasi ini, sebuah situs digali. Hasilnya? Nihil!
Tak ketinggalan pendukung SBY-Boediono (Demokrat-Profesional) di Kediri (Jawa Timur) menggelar larung sesaji. Sesaji dilarung di kali Brantas yang membelah kota tersebut. Sesaji yang dilarung berupa tumpeng, bunga tujuh macam, telur ayam kampung, kemenyan, serta dua ekor bebek, yang diletakkan di tepi sungai Brantas, tepatnya di Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Dan dihanyutkan setelah dibacakan mantra-mantra. Jubir larung, Heri Tanadi mengemukakan, “Kegiatan ini sebagai wujud membuang sial dan kejelekan dengan harapan, Demokrat dapat meraih hasil terbaik terutama di Kota Kediri.” Setelah acara, diadakan do’a dan zikir bersama.
Sebelum menjadi capres, SBY dikenal memiliki ‘orang pintar’, baik dari kalangan pesantren maupun lainnya. Salah satu dari mereka pernah berjumpa dengan SBY di kamar 9, lantai 9 sebuah hotel. Ketika SBY maju di Pilpres 2004, salah satu ‘orang pintar’ ini mengukur wajah Yusuf Kalla dengan meteran, hasilnya diklaim Kalla yang tepat jadi pasangan SBY. Sebelum menjadi Pilpres 2004, SBY cukup dekat dengan kyai muda bernama Nasihin yang dianggap ‘pintar’ dari Pati, Jawa Tengah. Dan kyai muda inilah yang mengaku menjodohkan SBY dengan JK.
Menjelang kedatangan George W Bush ke Istana Merdeka Jakarta dan Istana Bogor pada November 2006, Mbah Lawu menyebar 1000 jin di kedua istana itu untuk menjaga Presiden Bush dan SBY. Seminggu kemudian, pria tua 70 tahun ini bersama sembilan rekannya melakoni ritual penarikan jin dengan menyembelih sepasang angsa yang darahnya ditaburkan di atas tungku, bunga setaman, apel jin, batu hitam, kemenyan dan keris. Menurut dukun asal Ponorogo ini, penjagaan terhadap SBY dilakukan atas inisiatif sendiri.
Wiranto (pasangan cawapres Yusuf Kalla), sebelum maju sebagai Capres 2004 sempat melakoni kungkum (ritual berendam) di sebuah petilasan di Solo, Jawa Tengah, yang diyakini sebagai tempat kungkum para pangeran. Pada tahun 1997, kabarnya ia sempat diminta 33 paranormal Soeharto untuk mencari kyai bertahi lalat di pipi, berdomisili di ‘tapal kuda’, sekitar Jember dan Banyuwangi. Wiranto sebagai atasan SBY kala itu, mengirim SBY sebagai utusan ke daerah tersebut. Yang ditemui adalah Kyai Muzakki. Yang kemudian menjadi guru ‘spiritual’ SBY.
Terkungkung Klenik
Presiden SBY dikenal sebagai orang yang percaya klenik. Ia sangat gandrung dengan angka 9. Angka yang dipandang tertinggi dan mendatangkan hoki di kalangan paranormal. Saking fanatiknya SBY, pendirian partai Demokrat semuanya diarahkan menuju angka 9. Partai Demokrat dideklarasikan pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2001, disesuaikan dengan ulang tahun SBY tanggal 9 bulan 9 tahun 1949. Saat didirikan partai, tim konseptor berjumlah 9, termasuk SBY. Bahkan untuk deklarasi partai, SBY menentukan 99 peserta, sehingga para konseptor yang berjumlah 9 orang pontang-panting mencari peserta agar mencapai 99 orang. Entah kebetulan atau ada rekayasa, saat didaftarkan ke KPU, partai ini pun meraih angka 9. Dan tak kalah aneh, jadwal pemilu legislatif pun mundur menjadi 9 April 2009, dari jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
[ ]
اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
“Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, agar tidak menyekutukan-Mu, sedang aku mengetahuinya dan aku memohon ampunan-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.”[12]
و الله أعلم بالصواب
حسبنا الله و نعم الوكيل نعم المول و نعم النصير
[1] Padahal ritual ini mengundang kontroversi di masyarakat, karena bertentangan dengan Islam.
[2] Karena air basuhan ini diyakini mengandung keberkahan, padahal keyakinan ini tak berdasar.
[3] Praktik-praktik keji itu merupakan contoh perjanjian kufur antara si pelaku dan syaithân la’natullâhi ’alayh yang dijadikan khadam (pelayan). Perjanjiannya bisa beragam, semakin besar kekufuran si pelaku maka kian kuat dukungan syaithân.
[4] Salah satunya harian Pos Kota no. 15398, edisi Sabtu, 31 Oktober 2009.
[5] Suatu khawariq lil ‘âdat (kekuatan yang keluar dari kebiasaan) yang hakikatnya Allâh berikan pada seseorang, sehingga yang bersangkutan kian jauh dari-Nya. Ini adalah hukuman dari Allâh.
[6] Bertentangan dengan al-Qur’ân: al-Jin [72]: 26-27, al-Naml [27]: 65, al-An’âm [6]: 59.
[7] Lihat fatwa Syaikh ‘Abdullah dalam Madzâhib al-Arba’ah & fatwa Ibnu Hajar al-Haitsami dalam al-Fatawi al-Haditsiyah, hlm. 78)
[8] Lihat fatwa Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami dalam A’lam al-Sunnah al-Mansyurah (hlm. 155)), fatwa Syaikh Abu Fadhal al-Senori al-Tubani dalam Durr al-Farid, Syarh Jauharah al-Tawhîd, dan fatwa Syaikh al-Habib Alwi bin Ahmad dalam al-Fawaid al-Makkiyah (hlm. 16), tentang Penulisan Rajah-Rajah Arab.
[9] Konten dalam sms atau selebaran ini penuh dengan kebatilan. Sudah dibantah oleh pemahaman Islam, tidak boleh disebarkan. Dan orang yang menyebarkannnya pantas diingatkan.
[10] Penulis sarikan dari Tabloid Media Umat, edisi 15. 25 Jumadil Akhir – 16 Rajab 1430 H/19 Juni – 19 Juli 2009.
[11] Padahal, syaithân yang bermain dalam ‘wangsit’ seperti itu.
[12] HR. Ahmad dan imam yang lain (4/403). Lihat: Shahîh al- Jâmi’ (3/233).
0 comments:
Posting Komentar